Kawan2,, awak punya resep sehat buwad lebaran ne...
Bahan- bahan:
-1500 gr Hati segar utuh
-100cc Sari ikhlas murni
-20 btg Keceriaan
-2 sdm Tawa manis
-1 sdt essence kejutan
-200cc cream silaturrahmi
Cara Membuat
Persiapkan hati utuh dan segar setelah dibersihkan dari dengki, iri hati, kemarahan dan kotoran yang lain. Untuk hasil yang lebih baik, gunakan pisau nurani dan air penyegar rohani. Kemudian rendam dalam sari ikhlas murni. Hangatkan rendaman hati yang telah bersih dalam oven hingga mencapai suhu 37 derajat celcius. Sementara itu, persiapkan saus pelengkapnya. Potong kecil- kecil keceriaan dan masukkan ke dalam 750 cc air segar, campurkan pula tawa, bubuk haru, dan kejutan, kemudian aduk sampai larut benar. Dan saus pelengkap telah jadi. Taruh hati yang telah hangat di atas wadah. Siramkan saus pelengkap di atasnya, kemudian olesi dengan cream silaturrahmi secukupnya. Jadi deh..!!!
Selamat mencoba,, semoga di hari raya nanti,, kita menjadi fitri kembali dengan resep ini....
Read More…
...^^aSsaLamu'aLaiKum!!!^^...
weLcome to my bLog
Resep Sehat Lebaran
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 20.51 0 komentar
Label: prepare for aidil fitri
Keutamaan Bulan Ramadhan
Biasanya, sering kita mengatakan atau mendengar bahwa shaum berfungsi untuk menundukkan hawa nafsu jelek kita. Namun, yang dimaksud sekadar menahan nafsu makan dan minum, tidak berbohong, tidak bertengkar, tidak meng-gîbah, atau aktivitas lain yang bersifat moralitas semata. Kalaupun faktanya demikian maka sebenarnya telah terjadi penyempitan makna dari menundukkan hawa nafsu itu sendiri.
Allah SWT berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى
Tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran dan al-Hadist) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS an-Najm [53]: 3-4).
Dalam ayat di atas, Allah SWT secara tegas menjelaskan bahwa hawa nafsu dan wahyu saling berbeda. Hawa nafsu adalah segala bentuk dorongan yang berasal dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, hawa nafsu tidak hanya terbatas pada aspek moralitas saja, melainkan menyangkut seluruh dorongan ada dalam diri manusia yang mewujud dalam seluruh aktivitas. Sebaliknya, wahyu adalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasulullah saw. berupa perintah dan larangan. Wahyu ini yang harus mengendalikan hawa nafsu manusia. Jika hawa nafsu manusia tidak dibimbing wahyu, ia akan cenderung pada keburukan.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang menjadikan selain Islam sebagai dîn (agama, sistem hidup) maka tidak akan diterima apapun darinya serta dia di akhirat termasuk orang yang merugi. (QS Ali Imran [3]: 85).
Allah SWT juga berfirman:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah? (QS al-Maidah [5]: 50)
Dari dua ayat di atas tampak jelas bahwa kita diminta untuk berhukum pada apa saja yang telah disyariatkan oleh Allah SWT melalui al-Quran dan al-Hadist; bukan sepotong-sepotong, tetapi seluruhnya. Itulah hakikat sebenarnya dari upaya menundukkan hawa nafsu. Apabila kita telah mampu menundukkan hawa nafsu sebagai wujud dari puasa kita, kita akan menjadi insya Allah manusia yang benar-benar bertakwa, sebagaimana firman Allah-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa. (QS al-Baqarah [2] 183).
Memang benar, bulan Ramadhan adalah bulan yang setiap detik, menit, jam, dan hari-harinya penuh dengan keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain, Pertama: Ramadhan membentuk pribadi Mukmin yang taat secara total kepada Allah SWT dan Rasulullah saw. dalam seluruh perkara yang diperintahkan ataupun yang dilarang-Nya. Tidak ada keraguan di dalam hatinya untuk menjalankan Islam secara kâffah (menyeluruh), baik dalam hal akidah maupun hukum-hukum yang lain seperti: hukum ibadah, makanan, minuman, pakaian, sosial, politik, ekonomi, budaya, pemerintahan, dan lain sebagainya. Mereka siap untuk mengikuti wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan ikhlas dan tawakal.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk (hudan) bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu (bayyinat) dan pembeda (furqân) (antara haq dan batil). (QS al-Baqarah [2]: 185).
Ayat ini menjelaskan, bahwa al-Quran diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia yang mengimaninya; dalil yang jelas dan tegas bagi mereka yang memahaminya, yang terlepas dari kebatilan dan kesesatan; juga merupakan pembeda antara yang haq dan batil, halal dan haram (Lihat: Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, I/269).
Al-Quran bukan kumpulan pengetahuan semata, tetapi juga petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Nabi saw. dalam berbagai hadisnya menegaskan, bahwa siapapun yang berpegang pada al-Quran dan as-Sunnah tidak akan tersesat selama-lamanya. Allah SWT berfirman:
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa saja yang diperintahkan oleh Rasul, ambillah; apa saja yang dilarang olehnya, tinggalkanlah! (QS al-Hasyr [59]: 7).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap perintah yang terdapat dalam al-Quran mutlak harus dilaksanakan, dan setiap larangannya harus ditinggalkan, baik terasa berat maupun terasa ringan. Yang tertanam dalam hati dan pikiran adalah, “Kami mendengar dan kami patuhi!”
06 September 2008
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 14.51 0 komentar
Label: ramadhan oh ramadhan
Sholat Tarawih di Masjid Al-Aqsa?? Izin dulu ke tentrara Israel!!
Ketika kaum Muslim bersuka cita menyambut kedatangan bulan suci Mulia, Bulan Ramadhan, nun jauh di Palestina, Israel dilaporkan ‘membolehkan’ sebagian penduduk Palestina mengunjungi Masjid Al-Aqsa yang terletak di Baitul Maqdis Timur untuk menunaikan ibadah sepanjang bulan Ramadhan ini.
Inilah kenyataanya apabila sistem Khilafah yang menjaga tempat suci umat Islam telah tiada. Umat Islam ingin mengunjungi Tanah suci ketiga ini terpaksa harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari tentara Yahudi laknatullah’alaih.
Dalam suatu kenyataan, sebagaimana dilaporkan AFP, Kementerian Pertahanan Israel berkata, setiap laki-laki Palestina berumur antara 45 dan 50 tahun serta sudah berkeluarga, diperbolehkan mengunjungi masjid tersebut, yaitu tempat suci ketiga bagi umat Islam untuk menunaikan sholat Jum’at. Izin juga diberikan kepada laki-laki berusia lebih dari 50 tahun dan wanita berusia lebih dari 45 tahun. Bagi penduduk Palestina di Tepi Barat yang berusia 30 hingga 45 tahun juga, hanya mereka yang mempunyai izin khusu yang dikeluarkan oleh tentara Israel diperbolehkan mengunjungi masjid itu. Pihak berkuasa Israel dilaporkan turut bercadang melanjutkan masa operasi di pusat-pusat pemeriksaan tentara di Tepi Barat.
1. 150 juta uang emas Inggris
2. melunaskan segara utang Khalifah Utsmaniyah
3. mendirikan pasukan armada laun untuk kerajaan Khalifah
4. membina Universitas Utsmaniyah di Baitul Maqdis
5. memberi dukungan politik kepada Sultan di Eropa dan Amerika
Namun, dengan keimanan yang mendalam dan ketaqwaan yang kokoh, Khalifah Abdul Hamid memberikan jawaban:
“Sampaikanlah kepada Yahudi yang tidak sopan itu bahwa hutang Utsmani bukanlah sebuah hal yang memalukan, Perancis juga memiliki dan hutang tersebut tidak mempengaruhi negara itu, Yerussalem menjadi bagian dari tanah kaum Muslim sejak Umar bin Khaththab membebaskan kota tersebut dan aku tidak akan pernah mau menanggung benan sejarah memalukan dengan menjual tanah suci kepada Yahudi dan mengkhianati tanggung jawab dan kepercayaan dari kaumku. Silahkan Yahudi itu menyimpan uang mereka, dan Utsmani tidak akan pernah mau berlindung di balik benteng yang dibuat dari uang musuh-musuh Islam,” kata Sultan. Beliau juga meminta Hertzl agar pergi dan tidak pernah kembali menemui beliau lagi.
Yakinlah bahwa Insya Allah Khilafah Rashidah yang kedua kalinya akan segera berdiri dalam waktu yang tak lama lagi. Khilafah akan segera membebaskan bumi suci ini dari tangan-tangan kotor Yahudi laknatullah ‘alaih. Allahu Akbar!!!
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 14.23 0 komentar
Meraih cinta di bulan Ramadhan
Kawan2, ngomongin cinta di bulan Ramadhan ini, tentunya yang kepikiran sama kita adalah, bagaimana meraih cinta Allah di bulan yang penuh berkah ini. Iya kan? Ya iya lah. Saya ingin memfokuskan pembahasannya ke sini. Karena di bulan Ramadhan ini, Allah Ta'ala benar-benar obral pahala. Dia memberikan cintaNya kepada kita semua, yang insya Allah adalah orang-orang yang beriman, dengan beragam kesempatan untuk mengumpulkan pahala di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Itu sebabnya, aneh banget kalo kita nggak berusaha meraih cintaNya itu.
Jujur saja, jika kita ingin meraih cinta dari teman kita, katakanlah yang lawan jenis. Pasti kita akan memoles segala apa yang kita miliki agar bisa dilihat oleh orang yang diharapkan bisa memberikan cintanya kepada kita. Abis-abisan kita dandan, dan jor-joran banget tampil sesempurna mungkin untuk meraih cintanya. Cinta yang akan membuat kita merasa percaya diri, diakui, dan sekaligus dihargai.
Beragam lagu tentang cinta antar lawan jenis saja bukan hanya begitu indah didengar, tapi juga dirasakan. Gimana nggak, banyak pencipta lagu cinta yang memasukkan emosinya ketika membuat lagu. Sehingga tak terasa sudah mencengkeram emosi kita sejak pertama kali mendengarkan lagu cinta itu.
Maka, jika ada syair lagu yang bunyinya begini, "Aku tak ingin melupakanmu, aku tak ingin meninggalkanmu" , yang kepikiran sama kita adalah bagaimana perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta itu nggak mau terpisah sedetik pun dari sang kekasih pujaan hatinya. Bahkan bila mungkin akan terus menyalakan sinyal cintanya, agar amplitudo gelombang hati masing-masing saling berinterfensi.
Nah, jika di Ramadhan ini kita ingin meraih cinta dari Allah Swt., maka seharusnya dan mungkin lebih dari apa yang disenandungkan penyanyi- penyanyi lagu cinta itu. Tentu kita ingin sekali meraih ridho Allah en ngedapetin cintaNya di bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Itu sebabnya, amat wajar jika kita berusaha memperbaiki diri kita. Pikiran dan perasaan kita difokuskan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan Allah Swt. Perbuatan yang bisa mendapatkan ridho dan cintaNya. Betul nggak sih?
Jangan sampe deh, kita pinter kodek? alias pengen enak sendiri. Iya, kita pengen dapetin cinta dari Allah Swt., tapi kita sama sekali ogah ngelakuin apa yang Allah perintahkan. Gimana bakalan bisa ngeraih cintanya. Itu sama saja dengan niat kita ingin ditaksir orang yang kita idamkan, tapi kita nggak berusaha menampilkan diri kita agar bisa dilirik oleh orang yang kita harapkan akan memberikan cinta kepada kita. Mimpi kali yee?
Kawan2, rasanya pantes banget deh kalo kita mati-matian berusaha untuk ngedapetin cintaNya di bulan yang terbaik dari bulan-bulan lainnya dalam kalender hijriah ini. Sayang banget kan kita lewati begitu saja bulan penuh bonus pahala ini. Kita yakin banget deh, jika memang kita nyadar, pasti bakalan ngerahin segala daya dan upaya biar kita bisa dapetin kesempatan meraih pahala yang udah disebar karena cinta Allah Swt. kepada kita. Btul tidak?
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah akan membukakan pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka. Itu artinya, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak dalam mengumpulkan pahala. Sabda Rasulullah saw.: Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu (HR Bukhari dan Muslim)
Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)
Cinta tapi eror
Aduuuh.. parah nggak sih, kalo cinta tapi eror?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata eror yang diambil dari bahasa Inggris (error) ini bermakna: kesalahan teratur, terjadi dalam pemerolehan atau belajar bahasa. Bisa juga masuk dalam istilah hukum dengan makna: kesesatan yang dapat menjadikan batalnya suatu perjanjian jika menyangkut sifat pokok benda yang diperjanjikan.
Oke deh, kita nggak bakalan ngebahas lebih lanjut soal bahasa tersebut. Kita maknai saja secara sederhana bahwa eror atau error itu sebagai kesalahan. Nah, kalo ngomongin cinta tapi eror, berarti cinta yang salah. Cinta yang keliru. Kita cinta tapi salah atau keliru dalam memaknai cinta dan cara mendapatkan cinta tersebut. Malah, bisa jadi kita cinta tapi nggak nyambung dengan upaya untuk mendapatkan cinta tersebut.
Ambil contoh kayak sekarang nih, saya yakin banyak banget dari kita yang berusaha dan berlomba untuk meraih cinta di bulan Ramadhan ini, tapi kayaknya juga nggak tahu caranya untuk meraih cinta tersebut. Sebagian mungkin bukan lagi nggak tahu, tapi nggak mau tahu. Wah, gaswat itu namanya. Ada yang puasa biar dapet pahala. Rela menahan rasa lapar dan haus. Bela-belain nggak melakukan kegiatan berat dan bahkan minta ditambah jatah tidur. Tapi lisannya sering nyakitin orang, lidahnya dipake ngegosip alias ngomongin kejelekan orang, bahkan aktivitas pacaran tetep dilakuin meski dikurangi frekuensi ketemuannya. Lha, itu sih, ngelaksanain satu kewajiban sambil melanggar larangan lainnya.
Orang yang pacaran emang nggak batal puasanya, kecuali pas pacaran mereka makan dan minum. Batal puasanya karena makan dan minum di siang hari. Tapi aktivitas pacaran bisa mengurangi pahala kita. Itu sebabnya, Rasulullah saw. bersabda: "Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga" (HR Ahmad)
Rugi banget! Rugi abis! Nggak mau dong kita cuma dapetin lapar dan haus aja. Padahal, puasa itu seharusnya menjadikan kita yang melaksanakannya mendapat predikat orang-orang yang bertakwa. Allah Swt. berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS al-Baqarah [2]: 183)
Mana mungkin bisa ngedapetin segala yang diberikan Allah Swt. jika kita nggak ngikutin prosedur yang ditetapkan oleh Allah Swt. untuk meraih cintaNya?
Kalo kita pengen dapetin pahala di bulan Ramadhan karena cinta kita kepada Allah Swt., maka untuk negdapetin segala yang Allah berikan buat kita karena cintaNya kepada kita, tentunya kita harus meraihnya dengan aturan yang sudah dijelaskan melalui tuntunan Allah dan RasulNya. Kalo nggak, pasti cinta kita eror deh.
Allah sayang banget sama kita
Kawan2, alhamdulillah sampai juga kita di Ramadhan ini. Bulan yang setiap harinya Allah berikan kemudahan bagi kita untuk meraih pahala yang sudah disiapkan untuk kita. Pahala yang banyak. Ampunan yang besar. Bahkan di bulan ini pun Allah memberikan ?super bonus? dengan diturunkannya Malam Kemuliaan alias 'Lailatul Qodar'. Jika kita mendapatkannya dan ketika itu kita sedang beribadah kepada Allah Swt., insya Allah pahala kita layaknya orang yang beribadah selama 1000 bulan. Subhanallah.
Allah Swt. berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS al-Qadr [97]: 1-5)
Abu Hurayrah ra berkata, bersabda Rasulullah saw.:"Siapa saja yang bangun pada malam Qadr karena dorongan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang lalu." (HR Bukhari, Muslim)
Lailatul Qadr adalah malam yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Swt. Oia, Qadr itu punya makna al-Manzilah yang artinya kedudukan atau derajat. Selain itu qadr juga bermakna asy-Syarif dengan arti kemuliaan. Catet ni. Jangan lupa ya?
Abu Bakar al-Warraq menjelaskan tentang kenapa dinamai dengan Lailatul Qadr, beliau menyebutkan bahwa alasannya adalah karena pada malam tersebut diturunkan sebuah kitab yang mempunyai Qadr (kemuliaan) oleh malaikat yang mempunyai Qadr, kepada Rasulullah saw. yang mulai dan untuk umat yang mulia pula. Subhanallah...
Entah, jika tidak ada Ramadhan, mungkin kita kebingungan gimana caranya ngebersihin diri kita yang banyak dosa ini. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Allah Swt. tuh sayang banget sama kita, kaum muslimin. Karena dengan Ramadhan, kita bisa berlomba meraih pahala yang tebarkan karena kecintaan Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman. Dan, ada nilai plus lagi buat kita. Mumpung diberikan kesempatan untuk menikmatinya, kita harus mengerahkan segala daya upaya agar bisa meraih cintaNya. Agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa kepadaNya. So, nggak jaman lagi kalo ada di antara kita yang nggak puasa, udah ketinggalan jaman kalo ada kita-kita yang puasanya getol tapi pacarannya juga hot. Hih, amit-amit dah. Semoga kita terhindar dari segala perbuatan maksiat yang bisa mengurangi atau bahkan membakar pahala puasa kita jadi abu. Naudzubillahi min dzalik.
Kawan2, Emang sih, kalo maksiat, meski di luar bulan Ramadhan tetep nggak boleh. Tepatnya apapun jenis perbuatan maksiatnya, tetep haram untuk dilakukan. Lebih-lebih di bulan Ramadhan, kayaknya lebih nggak pantes lagi kalo itu dilakukan. Tul nggak? Itu sebabnya, jangan nekat untuk melakukan maksiat.
Kalo puasa nggak menjadikan kita mawas diri, nggak menjadikan kita malu, bahkan nggak menjadikan kita jadi anak shaleh, itu berarti ada 'apa-apanya'. Sebab, seharusnya kan puasa bisa menjadi perisai kita dari berbuat yang nggak bener. Puasa adalah tameng kita.
Sabda Rasulullah saw.: Puasa adalah perisai (dari api neraka). Jika seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata kotor dan bertengkar. Jika dimaki-maki orang lain, katakanlah: "Saya sedang berpuasa" (HR Bukhari)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurayrah r.a.: Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa tidak meninggalkan dusta dan berbuat buruk pada bulan Ramadhan, Allah tidak butuh kepada usahanya meninggalkan makan dan minum. (HR Bukhari)
Nah lho. Hadis ini memberikan sinyal buat kita, bahwa kalo kita masih tetep kuat maksiat meski sedang puasa, maka jangan harap kalo puasa kita mendapat berkah dari Allah Swt. Ihh, naudzubillahi min dzalik.
Oke deh, karena Allah Swt sayang banget sama kita, maka sudah sepantasnya kita berusaha utuk meraih cintaNya di bulan Ramadhan ini. Insya Allah kita bisa. Amiin...
01 September 2008
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 09.43 0 komentar
Label: ramadhan oh ramadhan
Yang bikin puasa batal....
aSsaLamu'aLaykum...
perlu kita ketahui hal- hal yang membuat puasa kita batal,,
apakah itu??
1.Makan, baik makanan yang biasa dimakan, seperti roti, maupun makanan yang tidak biasa dimakan, seperti pasir, meskipun sangat sedikit. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan yang dapat dinamakan makan secara ‘urfi, meskipun misalnya melalui jalur hidung.
2. Minum, baik minuman yang biasa diminum, seperti air, maupun minuman yang tidak biasa diminum, seperti perasan air batang kayu, meskipun sangat sedikit. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan yang dapat dinamakan minum secara ‘urfi, meskipun misalnya melalui jalur hidung.
3. Hubungan suami istri, baik obyeknya adalah laki-laki maupun perempuan, manusia maupun binatang, melalui jalur depan maupun jalur belakang, dan baik masih hidup maupun sudah mati. Sengaja melakukan hubungan suami istri dengan cara apapun itu dapat membatalkan puasa, meskipun air sperma kita tidak keluar. Adapun jika kita melakukan hubungan suami istri lantaran lupa atau karena suatu paksaan yang mencabut hak pilih kita (al-qahr), maka hal ini tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, melakukan hubungan suami istri lantaran sebuah paksaan yang tidak sampai pada batas ini (al-ikrâh) dapat membatalkan puasa. Hubungan suami istri terwujud dengan terbenamnya hasyafah atau kadar hasyafah. Bahkan, tidak jauh (lâ yab‘ud) bila puasa orang yang tidak memiliki hasyafah batal dengan sekadar ia memasukkan kemaluannya (musammâ ad-dukhûl).
4. Mengeluarkan air sperma dengan jalan onani, berpegangan, berciuman, atau cara-cara yang lain yang dimaksudkan untuk mengeluarkan air sperma. Bahkan, jika kita tidak bermaksud untuk mengeluarkan air sperma sekalipun, akan tetapi menurut kebiasaan, air sperma kita akan keluar dengan cara-cara itu, maka tindakan itu juga dapat membatalkan puasa. Ya, jika air sperma kita keluar tanpa kita melakukan sebuah tindakan yang dapat menyebabkan air sperma keluar, walaupun air sperma kita itu keluar lantaran kebiasaan kita (bila kita berada dalam kondisi seperti itu), akan tetapi semua itu terjadi tanpa niat dan maksud dari kita, maka hal ini tidak membatalkan puasa. Begitu juga halnya berkenaan air sperma yang keluar setelah kita bermimpi basah dengan jalan istibrâ’ atau bersamaan dengan air kencing sebelum kita mandi wajib.
5. Sengaja menetap dalam kondisi junub hingga fajar menyingsing pada bulan Ramadhan dan ketika kita mengqadha puasa bulan Ramadhan. Bahkan, jika kita menetap dalam kondisi junub ketika kita mengqadha puasa Ramadhan, sekalipun tidak atas dasar kesengajaan, maka menurut pendapat yang lebih kuat puasa kita adalah batal. Begitu juga, jika kita tidak mandi jenabah pada malam hari bulan Ramadhan sebelum fajar menyingsing lantaran lupa hingga berlalu satu atau beberapa hari, maka menurut pendapat yang paling kuat puasa kita adalah batal.
6. Sengaja berbohong terhadap Allah swt., Rasulullah saw., dan para imam maksum as., berdasarkan pendapat yang lebih kuat, dengan cara menyandarkan suatu perkataan (al-isnâd) kepada mereka. Begitu juga, berbohong terhadap para nabi dan washî. Sengaja berbohong ini tidak berbeda apakah berhubungan dengan masalah agama atau dunia. Berbohong ini bisa terwujud dengan menggunakan cara apapun. Yang penting, cara itu adalah manifestasi berbohong, meskipun dengan menggunakan isyarat dan tulisan.
7. Memasukkan seluruh kepala ke dalam air berdasarkan ihtiyâth wajib, meskipun tubuh kita berada di luar air. Air mudhâf tidak memiliki hukum air mutlak dalam hal ini. Ya, berkenaan dengan perasan air bunga, khususnya perasan air bunga yang sudah hilang aromanya, ihtiyâth jangan kita tinggalkan.
8. Memasukkan debu yang kasar ke dalam tenggorokan. Dan bahkan debu yang tidak kasar berdasarkan ihtiyâth. Hanya saja, menurut pendapat yang lebih kuat, debu yang tidak kasar tidak membatalkan puasa. Apakah debu yang tidak dapat kita hindari juga dapat membatalkan puasa? Masih isykâl. Menurut pendapat yang lebih kuat, uap air tidak memiliki hukum debu yang kasar, kecuali apabila uap air itu berubah menjadi air dalam rongga mulut dan lantas kita menelannya. Berdasarkan pendapat yang lebih kuat juga, asap tidak memiliki hukum debu yang kasar. Ya, berdasarkan ihtiyâth wajib, rokok memiliki hukum debu yang kasar.
9. Enema dengan menggunakan benda cair, meskipun karena kita sakit atau lantaran faktor-faktor yang serupa. Tidak masalah kita menggunakan benda padat untuk enema asalkan digunakan untuk pengobatan, seperti supositoria (obat perangsang buang air yang dimasukkan ke dalam dubur). Adapun memasukkan benda seperti ganja yang digunakan sebagai makanan dan supaya tubuh kita segar kembali, hal ini adalah isykâl, dan ihtiyâth dengan menghindarinya jangan kita tinggalkan. Begitu juga (kita harus meninggalkan) segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai makanan melalui jalan enema ini, dan bahkan jalan selain enema, seperti infus. Dan tidak masalah kita menggunakan benda yang tidak berfungsi sebagai makanan.
10. Sengaja muntah sekalipun terpaksa. Akan tetapi, muntah yang tidak sengaja tidak membatalkan puasa. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan bisa dinamakan muntah. Jika sesuatu keluar pada saat kita bersendawa dan sampai di rongga mulut, lalu kita tidak sengaja menelannya, maka puasa kita tidak batal. Akan tetapi, jika kita sengaja menelannya, maka puasa kita batal dan kita harus mengqadhanya serta membayar kafarah.
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 08.27 0 komentar
Label: ramadhan oh ramadhan
Berita duka dari timur tengah
aSsaLamu'aLaykum...
kawan2,, kita seharusnya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan yg agung, bulan Ramadhan. Tapi saudara2 kita di afghanistan sana, tidak mempunyai nasib seperti kita.
Pada tanggal 29 agustus yang lalu, tepatnya 28 Sya'ban 1429 H, tiga orang warga sipil Afghanistan ditembak mati oleh polisi Jerman di sebuah pos pemeriksaan.Insiden ini terjadi di dekat utara Kota Kunduz, Afghanistan.
Menurut menteri pertahanan Jerman, insiden tersebut terjadi saat dua kendaraan warga sipil mendekat batas pemisah dan menolak berhenti setelah diminta berhenti, serta merta pasukan keamanan melepaskan tembakan.
Sekitar tiga ribu tentara Jerman berada di Afghanistan, terbanyak di bagian utara sebagai bagian dari pasukan NATO yang disebutnya sebagai International Security Assistance Force (ISAF).
ya Allah....
kapan penderitaan saudara kami ini berakhir....
diposting oleh: m. shulhan khairy pada 07.32 0 komentar