...^^aSsaLamu'aLaiKum!!!^^...

ahlan wa sahlan....!!!!

weLcome to my bLog


Lemparan Sepatu Untuk Bush, Kemarahan Rakyat Irak


“Ini salam perpisahan untuk mu, anjing”,
” Ini dari para janda, anak yatim dan mereka yang terbunuh di Irak”.

Bisa dibayangkan bagaimana marahnya Muntazer, wartawan TV Al-Baghdadia, sebuah stasion TV milik Iraq. Muntazer tentu bukan wartawan biasa. Dia diminta meliput Bush dalam acara yang tertutup dan dirahasiakan . Acara ini tentu sangat istimewa sehingga yang dikirim pastilah orang istimewa. Jelas dia punya karir cemerlang, kecerdasaan, dan kemampuan , sehingga dipilih untuk meliput kedatangan Bush yang rahasia. Tapi Muntazer melakukan tindakan berani, yang mungkin saja akan menjatuhkan karirnya.

Muntazer tampaknya tidak peduli. Baginya rasa perih rakyat Irak harus ditampakkan ke presiden dari negara arogan ini. Melempar sepatu dalam tradisi orang Arab merupakan bentuk kemarahan dan penghinaan yang besar bagi yang dilempar. ” Ini ciuman perpisahan untuk mu , anjing”, teriak Muntazer.

Muntazer dan siapapun orang Irak pantas marah kepada Bush. Penjajahan yang brutal yang dilakukan AS terhadap Irak telah menaruh rasa pedih dan sakit yang mendalam. Hampir satu juta rakyat sipil orang terbunuh, jutaan janda dan anak yatim yang ditinggal suami dan ayahnya. Itulah yang terungkap dari teriakan Muntazer,” Ini dari para janda, anak yatim dan mereka yang terbunuh di Irak”.

BBC (11/4/2007) pernah mengutip pernyataan komite Internasional Palang Merah (ICRC), mengatakan bahwa situasi rakyat biasa di Irak terus memburuk. Empat tahun setelah penyerbuan pimpinan Amerika Serikat, ICRC mengatakan konflik di Irak menyebabkan penderitaan besar.

Laporan lembaga paleng merah internasional (ICRC ) itu juga menyoroti sejumlah masalah. Fasilitas medis Irak mengalami kekurangan staf dan pasokan. Banyak dokter, perawat dan pasien yang tidak berani lagi pergi ke rumah sakit dan klinik karena takut menjadi sasaran. Banyak infrastruktur air, saluran pembuangan dan listrik dalam kondisi kritis. Kekurangan pangan dilaporkan terjadi di sejumlah daerah. Kasus kekurangan gizi juga dilaporkan terus meningkat.

Bukan hanya Muntazer yang marah. Seperti yang dilaporkan BBC (9/4/2007), ratusan ribu rakyat Irak berkumpul di Kota Najaf untuk melancarkan unjukrasa besar yang meminta tentara yang dipimpin Amerika keluar. “No untuk penjajahan…Tidak untuk Amerika…Yes untuk kemerdekaan….” Inilah demonstrasi terbesar di Irak menentang keberadaan unsur asing di wilayah mereka. “Ini merupakan demonstrasi Irak atas nama semua rakyat Irak,” ujar salah seorang demonstran kepada kantor berita AFP

Tapi dasar Bush kepala batu dan tidak punya nurani, dia toh tidak merasa ada persoalan dengan lemparan itu. Peristiwa yang memalukan dan disiarkan diseluruh dunia ini sepetinya tidak menggoncang nuraninya. Dia tidak mau tahu, lemparan itu adalah kemarahan rakyat Irak kepada Negara Brutal AS.

“Saya tidak merasa terganggu. Saya tidak tahu apa masalah orang itu … Saya sedikit pun tidak merasa terancam dengan kejadian ini,” jawab Bush saat ditanya soal insiden itu”. Sepertinya lemparan sepatu tidak cukup untuk Bush ! Presiden memalukan dan negara penjajah ini sepertinya menantikan tegaknya Khilafah yang membungkam mulut dan kebrutalan mereka terhadap negeri Islam. (copied by kHaiRy)
Read More…

19 Desember 2008

IDUL ADHA 1429H


Dzulqa’dah digenapkan 30 hari, sehingga 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu 29 November 2008. Wukuf di Arafah jatuh pada hari Ahad 7 Desember 2008. Dengan demikian maka hari Raya Idul Adha 1429 H jatuh pada hari Senin 8 Desember 2008.
Read More…

06 Desember 2008

Menjadi Penghuni Surga

Beriman bahwa surga adalah hak, yang disediakan hanya bagi orang-orang yang beriman, dan diharamkan atas orang-orang kafir selamanya, merupakan bagian dari keimanan kepada Hari Akhir. Dalilnya adalah Firman Allah:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (TQS. Ali Imaran [3]: 133)
Siapa saja yang mengingkari surga, neraka, kebangkitan, atau hisab termasuk orang kafir, karena terdapat nash-nash yang qathiy tsubut (pasti sumbernya) dan qathiy dalalah (pasti maknanya) telah menjelaskan semua itu. Orang-orang yang menjadi penghuni surga ada beberapa macam diantaranya:

1. Para Nabi, orang-orang yang jujur, syuhada, dan orang - orang yang shalih. Allah berfirman:
وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (TQS. An-Nisa [4]: 69)



2. Orang-orang yang berbuat baik (al-Abrar),
Allah berfirman:
إِنَّ الأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam keni’matan yang besar (surga), (TQS. Muthafifin [83]: 22)
إِنَّ الأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا ●عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا ●يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا ●وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا ●إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللهِ لاَ نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلاَ شُكُورًا ●إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا ●فَوَقَاهُمُ اللهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا ●وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا●
Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan, minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (Yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera, (TQS. Al-Insan [76]: 5-12).

3. Orang-orang yang terdahulu (masuk islam) yang didekatkan kepada Allah. Allah berfirman:
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ● أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ● فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ●
Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan. (TQS al-Waqiah [56]: 10 –12)

4. Ashhabul Yamin yaitu oarng-orang yang menerima buku catatan amal dari sebelah kanan. Allah berfirman :
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ● فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ● وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ● وَظِلٍّ مَمْدُودٍ● وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ● وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ● لاَ مَقْطُوعَةٍ وَلاَ مَمْنُوعَةٍ● وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ● إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً● فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا● عُرُبًا أَتْرَابًا● لأَِصْحَابِ الْيَمِينِ●
Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (TQS. al-Waqiah [56]: 27-38)

5. Al-Muhsinun, yaitu orang-orang yang senantiasa berbuat baik dengan ikhlas dan sesuai dengan aturan syariat. Allah berfirman :
وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلاَّ ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لاَ يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (TQS. Yunus [10]: 36)

6. Ash-Shabirun, yaitu orang-orang yang bersabar
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ ءَابَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلاَئِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ● سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ●
(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (TQS. Ar-Ra’d [13]: 23-24)

7. Orang yang mengkhawatirkan kedudukannya di sisi Tuhannya. Allah berfirman :
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ
Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya ada dua surga. (TQS. Ar-Rahman [55]: 46)

8. Al-Muttaqun, yaitu orang-orang yang bertakwa. Allah berfirman :
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam syurga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (TQS. Al-Hijr [15]: 45).

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman). mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka. (TQS. Ar-Ra’d [13]: 35).

9. Orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Allah berfirman
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلاً$ خَالِدِينَ فِيهَا لاَ يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلاً$
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (TQS. Al-Kahfi [18]:107-108),
10. At-Taaibun, yaitu orang-orang yang bertaubat. Allah berfirman:
إِلاَّ مَنْ تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلاَ يُظْلَمُونَ شَيْئًا
Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun. (TQS. Maryam [19]: 60).
Read More…

dakwah...

dakwah?! apa itu dakwah?? sering qta mendengar kata tersebut,, tapi banyak dari qta memahami dakwah itu hanya sebatas itu-itu aja. Nah,, detailnya gimana to?? simak yang berikut ini!!!


Dakwah,, apaan tu??
Secara harfiah, dakwah ntu artinya menyeru. Secara istilah, dakwah adalah upaya untuk menyeru manusia kpd jalan Islam hingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah ke cahaya Islam, atau dgn kata lain dakwah adalah upaya terus menerus untuk merubah manusia -baik pikiran, perasaan, maupun tingkah lakunya- dari jahiliyah menjadi Islam, atau yang Islam menjadi lebih Islam lagi, hingga terbentuk tatanan masyarakat yg Islami. Allah berfirman:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan jalan hikmah (hujjah) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An- Nahl : 125)
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata: Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri" (QS. Fushilat : 33)
kedua ayat tadi telah menegaskan bahwa Allah memerintahkan kpd kaum mukminin untuk melakukan aktifitas dakwah tersebut. Peeeehhh!!! brarti ini wajib Lo!!! tapi dakwah ini bukan berarti cuma ngomong diatas mimbar, ceramah, tausiyah, dll gitu, tapi adalah menyeru kpd kebaikan dan mencegah kemungkaran. Misal, tmen qta masi blom sholat, trus qta ajak sholat, nah berarti qta ntu uda berdakwah, walaupun cuma dgn skala kecil.
Arah qTa berdakwah
nah, kalo gitu,, arah dakwah itu apa?? Begini:
1. Mentauhidkan Allah. LEwat dakwah umat manusia diarahkan untuk beriman kepada Allah beserta berbagai sifatnya. NiLai tauhid nne akan membawa seseorang beriman kepada malaikat, para rasul, kitab2, hari akhir, dan qadha n qadar, yg smwanya t'masuk k dalam pengertian 'aqidah islamiyah'. Dgn kata laen, dakwah ini bertujuan untuk menanamkan aqidah islamiyah.
2. Menjadikan Islam sebagai rahmat. Allah berfirman:
"Dan tiadalah kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam"(QS. Al Anbiya : 107)
Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW dgn syari'at Islam yg dibawanya itu adl rahmat bagi seluruh alam. Jadi, dakwah ntu ditujukan bwad tegaknya syari'at Islam, karena disitulah terletak kemaslahatan sejati n menyingkirnya kemudhorotan. ISlamLah yg akan mendatangkan rahmat.
3. Menjadikan IsLam sBagai pedoman hidup. Dakwah Islam bukan sekedar ditujukan untuk membentuk pribadi yg aqidahnya lurus, shalatnya rajin, puasa ga pernah ketinggalan, akhlak semua orang baik, makanan dan minumannya pun senantiasa terjaga. Lebih daripada itu, dakwah Islam ditujukan untuk jadi pedoman hidup. Firman Allah:
"Barangsiapa yang menjadikan selain ISlam sebagai din (agama dan sistem hidup), niscaya tidak akan diterima apapun darinya dan dia di akhirat termasuk org yg rugi" (QS. Ali Imran : 85)
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu" (QS. Al Baqarah : 208)
4. Last but not least, tujuan qta b'dakwah adalah menggapai ridho Allah. Smwa amal dilakukan, t'masug dakwah, ditujukan untuk mengharap ridha Allah. Jalannya dilakukan tentu dgn keikhlasan dan sesuai dgn tuntunan syari'at Islam yg dibawa oleh Rasulullah SAW.
Jadi,, secara khusus,, dgn mengkaji siroh Rasulullah SAW, dpt dikatakan bahwa dakwah ditujukan bwad:
- Membentuk kader yg berkepribadian IsLam
- Membentuk jamaah yg membina kader n memperjuangkan tegaknya daulah khilafah islamiyah
- Menegakkan daulah Islam yg menerapkan seluruh ajarannya.
NAH!!! tanpa dakwah, kemaksiatan kecil tak kan merajalela, syari'at Islam pun tak akan tegak. Trus,,, kpn ridha Allah qTa peroleh???
Read More…

23 Oktober 2008

seLamat haRi Raya aidiL fitRi!!!!!!!





Assalamu'alaykuM...!!!
saya selaku pemilik bLog ini ingin mengucapkan:
taqabbalallahu minna wa minkum,,
shiyamana wa shiyamakum,,
wa kullu 'aam wa antum bi khair,,

minal aidin wal faiZin

Mohon maaf atas sgaLa kekhiLafan saya ke antm smWa,,
baik yg sengaja ato yg tdk sengaja,,
oYi!!?!
kata pepatah bahasa inggris:
"kacepot guleNa miRah,,,
saLah Lopot nyo'On sapoRa" (inggris mana tuh bang?!)

syukRon!!!
waSsaLamu'alaykum wR.wB..
Read More…

07 Oktober 2008

1 syawal 1429 H

Jangan kaget kalau suara takbir telah disiarkan dari Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya mulai Selasa (30/9). Sebab, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi memutuskan tanggal 1 Syawal 1429 jatuh pada Selasa (30/9).


Keputusan tersebut diambil setelah Dewan Yudisial Tertinggi menerima laporan terlihatnya hilal atau bulan sabit pertama pada Senin (29/9) petang waktu setempat. Hilal adalah bulan sabit pertama yang menandai masuknya bulan baru sesuai penanggalan Islam.
Sejumlah negara Timur Tengah juga dilaporkan merayakan Idul Fitri pada Selasa (30/9). Antara lain Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Yaman. Di eropa juga merayakan idul fitri hari Selasa, antara lain Swedia dan Belanda.
Waktu perayaan Idul Fitri bisa berbeda di sejumlah negara, bergantung pada penampakan hilal yang menandai awal bulan baru dalam kalender Islam. Di wilayah Indonesia, hilal tidak tampak dari manapun karena secara astronomis masih di bawah ufuk.
Read More…

02 Oktober 2008

Resep Sehat Lebaran

Kawan2,, awak punya resep sehat buwad lebaran ne...
Bahan- bahan:
-1500 gr Hati segar utuh
-100cc Sari ikhlas murni
-20 btg Keceriaan
-2 sdm Tawa manis
-1 sdt essence kejutan
-200cc cream silaturrahmi

Cara Membuat
Persiapkan hati utuh dan segar setelah dibersihkan dari dengki, iri hati, kemarahan dan kotoran yang lain. Untuk hasil yang lebih baik, gunakan pisau nurani dan air penyegar rohani. Kemudian rendam dalam sari ikhlas murni. Hangatkan rendaman hati yang telah bersih dalam oven hingga mencapai suhu 37 derajat celcius. Sementara itu, persiapkan saus pelengkapnya. Potong kecil- kecil keceriaan dan masukkan ke dalam 750 cc air segar, campurkan pula tawa, bubuk haru, dan kejutan, kemudian aduk sampai larut benar. Dan saus pelengkap telah jadi. Taruh hati yang telah hangat di atas wadah. Siramkan saus pelengkap di atasnya, kemudian olesi dengan cream silaturrahmi secukupnya. Jadi deh..!!!
Selamat mencoba,, semoga di hari raya nanti,, kita menjadi fitri kembali dengan resep ini.... Read More…

17 September 2008

Keutamaan Bulan Ramadhan

Biasanya, sering kita mengatakan atau mendengar bahwa shaum berfungsi untuk menundukkan hawa nafsu jelek kita. Namun, yang dimaksud sekadar menahan nafsu makan dan minum, tidak berbohong, tidak bertengkar, tidak meng-gîbah, atau aktivitas lain yang bersifat moralitas semata. Kalaupun faktanya demikian maka sebenarnya telah terjadi penyempitan makna dari menundukkan hawa nafsu itu sendiri.


Allah SWT berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى
Tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran dan al-Hadist) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (QS an-Najm [53]: 3-4).
Dalam ayat di atas, Allah SWT secara tegas menjelaskan bahwa hawa nafsu dan wahyu saling berbeda. Hawa nafsu adalah segala bentuk dorongan yang berasal dari dalam diri manusia. Oleh karena itu, hawa nafsu tidak hanya terbatas pada aspek moralitas saja, melainkan menyangkut seluruh dorongan ada dalam diri manusia yang mewujud dalam seluruh aktivitas. Sebaliknya, wahyu adalah sesuatu yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasulullah saw. berupa perintah dan larangan. Wahyu ini yang harus mengendalikan hawa nafsu manusia. Jika hawa nafsu manusia tidak dibimbing wahyu, ia akan cenderung pada keburukan.
Karena itu, ketika bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan menundukkan hawa nafsu, maka yang seharusnya terbayang dalam benak kita adalah kita mencampakkan dan membuang jauh-jauh seluruh aktivitas yang dilarang oleh Allah SWT. Selain kita meninggalkan meng-gîbah orang lain, kita juga harus meninggalkan upaya mempraktikkan apalagi mempropagandakan sekularisme, literalisme, pluralisme, feminisme, sinkretisme (penyamaan semua agama), kapitalisme, pornografi, dan paham-paham sesat lainnya; kita juga harus menghentikan kezaliman terhadap rakyat seperti menaikan harga BBM yang sebenarnya tidak rasional; kita juga harus meninggalkan aktivitas menghalang-halangi atau bahkan menfitnah agama dan dakwah Islam.
Kita pun harus berusaha untuk tidak melakukan praktik riba, bermuamalah secara kapitalistik, berpolitik maciavelis, bernegara tanpa undang-undang yang dilandasi al-Quran dan al-Hadist, mempertahankan sistem aturan manusia, berinteraksi dalam masyarakat tanpa patokan-patokan sistem sosial kemasyarakatan yang islami, serta menjalani seluruh kehidupan tanpa syariat Islam. Semua itu harus kita tinggalkan sebagaimana kita berusaha untuk meninggalkan sifat iri, dengki, sombong, takabur dan seluruh sifat jelek lainnya.
Selanjutnya kita harus bergiat diri dan bersemangat untuk bersama-sama, bahu-membahu, dan terlibat aktif dalam menjalankan roda dakwah; menyeru penguasa yang zalim untuk bersegera menerapkan syariat Islam; menyeru masyarakat untuk bersegera terikat dengan syariah. Bukan sebaliknya, rakyat dinasihati supaya sabar menghadapi kesulitan hidup, sementara penguasa yang menyebabkan kesulitan hidup rakyatnya malah dibiarkan. Ramadhan mengharuskan kaum Muslim terikat dengan aturan Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang menjadikan selain Islam sebagai dîn (agama, sistem hidup) maka tidak akan diterima apapun darinya serta dia di akhirat termasuk orang yang merugi. (QS Ali Imran [3]: 85).
Allah SWT juga berfirman:
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah? (QS al-Maidah [5]: 50)
Dari dua ayat di atas tampak jelas bahwa kita diminta untuk berhukum pada apa saja yang telah disyariatkan oleh Allah SWT melalui al-Quran dan al-Hadist; bukan sepotong-sepotong, tetapi seluruhnya. Itulah hakikat sebenarnya dari upaya menundukkan hawa nafsu. Apabila kita telah mampu menundukkan hawa nafsu sebagai wujud dari puasa kita, kita akan menjadi insya Allah manusia yang benar-benar bertakwa, sebagaimana firman Allah-Nya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa. (QS al-Baqarah [2] 183).
Ramadhan Bulan Utama
Memang benar, bulan Ramadhan adalah bulan yang setiap detik, menit, jam, dan hari-harinya penuh dengan keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut antara lain, Pertama: Ramadhan membentuk pribadi Mukmin yang taat secara total kepada Allah SWT dan Rasulullah saw. dalam seluruh perkara yang diperintahkan ataupun yang dilarang-Nya. Tidak ada keraguan di dalam hatinya untuk menjalankan Islam secara kâffah (menyeluruh), baik dalam hal akidah maupun hukum-hukum yang lain seperti: hukum ibadah, makanan, minuman, pakaian, sosial, politik, ekonomi, budaya, pemerintahan, dan lain sebagainya. Mereka siap untuk mengikuti wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan ikhlas dan tawakal.
Kedua: Di sisi lain, pada bulan Ramadhan, Allah SWT menurunkan wahyu berupa al-Quran pertama kali. Wahyu inilah yang merupakan sumber hukum untuk dijadikan pemimpin dan pemandu kehidupan. Dengan tegas, Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk (hudan) bagi manusia, penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu (bayyinat) dan pembeda (furqân) (antara haq dan batil). (QS al-Baqarah [2]: 185).
Ayat ini menjelaskan, bahwa al-Quran diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk bagi umat manusia yang mengimaninya; dalil yang jelas dan tegas bagi mereka yang memahaminya, yang terlepas dari kebatilan dan kesesatan; juga merupakan pembeda antara yang haq dan batil, halal dan haram (Lihat: Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, I/269).
Al-Quran bukan kumpulan pengetahuan semata, tetapi juga petunjuk hidup bagi manusia. Al-Quran tidak hanya sekadar dibaca dan dihapalkan saja, melainkan harus dipahami dan diamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Nabi saw. dalam berbagai hadisnya menegaskan, bahwa siapapun yang berpegang pada al-Quran dan as-Sunnah tidak akan tersesat selama-lamanya. Allah SWT berfirman:
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa saja yang diperintahkan oleh Rasul, ambillah; apa saja yang dilarang olehnya, tinggalkanlah! (QS al-Hasyr [59]: 7).
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa setiap perintah yang terdapat dalam al-Quran mutlak harus dilaksanakan, dan setiap larangannya harus ditinggalkan, baik terasa berat maupun terasa ringan. Yang tertanam dalam hati dan pikiran adalah, “Kami mendengar dan kami patuhi!”
Alangkah ruginya orang yang memahami al-Quran tetapi tidak mengamalkannya. Demikian juga bagi orang yang senantiasa menyerukan Islam namun tidak menjalankan. Apalagi bagi orang yang menjadikan al-Quran sebagai ‘barang dagangan’, suka memelintir pemahaman di dalamnya, bahkan mengatakan al-Quran penuh dengan mitos dan buatan Muhammad. Sungguh, orang tersebut bukan hanya merugi, namun juga dilaknat oleh Allah. Jadi, pada bulan Ramadhan Allah SWT bukan sekadar memerintahkan kita berpuasa supaya kita bertakwa, tetapi juga menurunkan al-Quran sebagai sumber aturan untuk mencapai ketakwaan .
Ketiga: Allah sungguh Mahaadil, Mahabijaksana, dan Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Dalam bulan Ramadhan pintu ampunan dibuka oleh Allah selebar-lebarnya, setan-setan dibelenggu agar tidak bisa menggoda manusia untuk berbuat mungkar, pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar, dan berbagai kenikmatan Allah dicurahkan. Dalam bulan ini juga terdapat satu malam yang lebih baik daripada 1000 bulan. Itulah malam Lailatul Qadar. Pada malam tersebut untuk pertama kalinya diturunkan al-Quran kepada Rasulullah saw. sebagai petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia; bukan hanya bagi kaum Muslim saja, tetapi juga berlaku bagi umat selain Islam. Itulah tanda rahmatan lil ‘alamin-nya Islam.
Read More…

06 September 2008

Sholat Tarawih di Masjid Al-Aqsa?? Izin dulu ke tentrara Israel!!

Ketika kaum Muslim bersuka cita menyambut kedatangan bulan suci Mulia, Bulan Ramadhan, nun jauh di Palestina, Israel dilaporkan ‘membolehkan’ sebagian penduduk Palestina mengunjungi Masjid Al-Aqsa yang terletak di Baitul Maqdis Timur untuk menunaikan ibadah sepanjang bulan Ramadhan ini.


Inilah kenyataanya apabila sistem Khilafah yang menjaga tempat suci umat Islam telah tiada. Umat Islam ingin mengunjungi Tanah suci ketiga ini terpaksa harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari tentara Yahudi laknatullah’alaih.
Dalam suatu kenyataan, sebagaimana dilaporkan AFP, Kementerian Pertahanan Israel berkata, setiap laki-laki Palestina berumur antara 45 dan 50 tahun serta sudah berkeluarga, diperbolehkan mengunjungi masjid tersebut, yaitu tempat suci ketiga bagi umat Islam untuk menunaikan sholat Jum’at. Izin juga diberikan kepada laki-laki berusia lebih dari 50 tahun dan wanita berusia lebih dari 45 tahun. Bagi penduduk Palestina di Tepi Barat yang berusia 30 hingga 45 tahun juga, hanya mereka yang mempunyai izin khusu yang dikeluarkan oleh tentara Israel diperbolehkan mengunjungi masjid itu. Pihak berkuasa Israel dilaporkan turut bercadang melanjutkan masa operasi di pusat-pusat pemeriksaan tentara di Tepi Barat.
Selain itu, pihak berkuasa Zionis juga memperbolehkan kaum keluarga menyerahkan bungkusan kepada 11.000 rakyat Palestina yang ditahan di beberapa penjara Israel. Langkat itu diumumkan oleh Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert dan Presiden Palestina, Mahmud Abbas saat menghadiri sebuah pertemuan. Ini merupakan sebagian dari usaha kedua belah pihak untuk mewujudkan perjanjian damai dengan Israel yang diharapkan dapat ditandatangani menjelang penghujung tahun ini. Pihak Palestina sebelumnya menuntut wilayah Baitul Maqdis Timur sebagai ibu negara mereka, sebagaimana dilaporkan AFP.
Masalah konflik Israel-Palestina ini bukannya masalah perjuangan setempat dan kebangsaan, tetapi ia adalah perjuangan antara kekuasaan kuffar dan Islam. Baitul Maqdis adalah tanah suci umat Islam, bukan tanah suci bagi Palestina saja, telah dinodai oleh Rejim Israel laknatullah ‘alaih.
Dengan persekongkolan politik oleh PBB, negara Israel yang tidak pernah ada di dalam peta dunia telah diwujudkan dan umat Islam telah dirampas tanahnya dan tempat suci ketiga mereka telah dikuasai oleh tentara Yahudi. Penyelesaian kepada masalah Israel ini bukannya di meja perundingan, tetapi dengan jihad terhadap Israel ini oleh negeri-negeri Islam yang bertetanggaan dengan mereka, kemudia kalau mereka tidak mampu barulah negara-negara yang paling paling dekat dan seterusnya.
Sebelum tanah Palestna jatuh ke tangan Yahudi, Theodore Herzl (Zionist) telah bertemu dengan Sultan Abdul Hamid II, Khalifah kaum Muslim di Turki, dan telah membujuk Sultan agar menjual tanah kosong di Palestina kepada Yahudi. Sebagai bayarannya, Zionis akan membayar Sultan Abdul Hamid:
1. 150 juta uang emas Inggris
2. melunaskan segara utang Khalifah Utsmaniyah
3. mendirikan pasukan armada laun untuk kerajaan Khalifah
4. membina Universitas Utsmaniyah di Baitul Maqdis
5. memberi dukungan politik kepada Sultan di Eropa dan Amerika
Namun, dengan keimanan yang mendalam dan ketaqwaan yang kokoh, Khalifah Abdul Hamid memberikan jawaban:
“Sampaikanlah kepada Yahudi yang tidak sopan itu bahwa hutang Utsmani bukanlah sebuah hal yang memalukan, Perancis juga memiliki dan hutang tersebut tidak mempengaruhi negara itu, Yerussalem menjadi bagian dari tanah kaum Muslim sejak Umar bin Khaththab membebaskan kota tersebut dan aku tidak akan pernah mau menanggung benan sejarah memalukan dengan menjual tanah suci kepada Yahudi dan mengkhianati tanggung jawab dan kepercayaan dari kaumku. Silahkan Yahudi itu menyimpan uang mereka, dan Utsmani tidak akan pernah mau berlindung di balik benteng yang dibuat dari uang musuh-musuh Islam,” kata Sultan. Beliau juga meminta Hertzl agar pergi dan tidak pernah kembali menemui beliau lagi.
Namun, ternyata setelah meninggalnya sang Khalifah, akhirnya tanah Palestina diduduki juga oleh Yahudi laknatullah ‘alaih ini sebagai hasil dari pengkhianatan para pemimpin Arab. Telah sekian lama generasi umat ini mencoba mempertahankan tanah suci Palestina. Namun sayangnya, umat Islam ini berjuang tanpa kekuatan serang pemimpin yang akan menjaga dan melindungi mereka. Para pemimpin negara-negara Arab hingga kini masih lebih mementingkan ashobiyah mereka sendiri daripada membebaskan tanah suci ketiga milik umat Islam ini.
Yakinlah bahwa Insya Allah Khilafah Rashidah yang kedua kalinya akan segera berdiri dalam waktu yang tak lama lagi. Khilafah akan segera membebaskan bumi suci ini dari tangan-tangan kotor Yahudi laknatullah ‘alaih. Allahu Akbar!!!
Read More…

Meraih cinta di bulan Ramadhan


Rasa-rasanya nggak ada deh orang yang nggak mau dicintai. Saya yakin kita semua pengen dicintai. Karena ketika dicintai seseorang, insya Allah akan tumbuh rasa percaya diri. Cinta juga akan memberikan rasa pasti dalam diri kita bahwa kita diakui sekaligus dihargai. Nggak kebayang banget kan kalo kita dimusuhin temen. Percaya diri kita bakalan drop banget. Mau ketemu orang tersebut jadi minder, dan mungkin malah takut. Terus, jelas aja kalo kita dimusuhi berarti nggak diterima oleh teman kita itu. Artinya, kita nggak diakui dan dihargai. Wuih, kesian de lu!!!




Kawan2, ngomongin cinta di bulan Ramadhan ini, tentunya yang kepikiran sama kita adalah, bagaimana meraih cinta Allah di bulan yang penuh berkah ini. Iya kan? Ya iya lah. Saya ingin memfokuskan pembahasannya ke sini. Karena di bulan Ramadhan ini, Allah Ta'ala benar-benar obral pahala. Dia memberikan cintaNya kepada kita semua, yang insya Allah adalah orang-orang yang beriman, dengan beragam kesempatan untuk mengumpulkan pahala di bulan yang penuh rahmat dan ampunan ini. Itu sebabnya, aneh banget kalo kita nggak berusaha meraih cintaNya itu.

Jujur saja, jika kita ingin meraih cinta dari teman kita, katakanlah yang lawan jenis. Pasti kita akan memoles segala apa yang kita miliki agar bisa dilihat oleh orang yang diharapkan bisa memberikan cintanya kepada kita. Abis-abisan kita dandan, dan jor-joran banget tampil sesempurna mungkin untuk meraih cintanya. Cinta yang akan membuat kita merasa percaya diri, diakui, dan sekaligus dihargai.

Beragam lagu tentang cinta antar lawan jenis saja bukan hanya begitu indah didengar, tapi juga dirasakan. Gimana nggak, banyak pencipta lagu cinta yang memasukkan emosinya ketika membuat lagu. Sehingga tak terasa sudah mencengkeram emosi kita sejak pertama kali mendengarkan lagu cinta itu.

Maka, jika ada syair lagu yang bunyinya begini, "Aku tak ingin melupakanmu, aku tak ingin meninggalkanmu" , yang kepikiran sama kita adalah bagaimana perasaan seseorang yang sedang jatuh cinta itu nggak mau terpisah sedetik pun dari sang kekasih pujaan hatinya. Bahkan bila mungkin akan terus menyalakan sinyal cintanya, agar amplitudo gelombang hati masing-masing saling berinterfensi.

Nah, jika di Ramadhan ini kita ingin meraih cinta dari Allah Swt., maka seharusnya dan mungkin lebih dari apa yang disenandungkan penyanyi- penyanyi lagu cinta itu. Tentu kita ingin sekali meraih ridho Allah en ngedapetin cintaNya di bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Itu sebabnya, amat wajar jika kita berusaha memperbaiki diri kita. Pikiran dan perasaan kita difokuskan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan Allah Swt. Perbuatan yang bisa mendapatkan ridho dan cintaNya. Betul nggak sih?

Jangan sampe deh, kita pinter kodek? alias pengen enak sendiri. Iya, kita pengen dapetin cinta dari Allah Swt., tapi kita sama sekali ogah ngelakuin apa yang Allah perintahkan. Gimana bakalan bisa ngeraih cintanya. Itu sama saja dengan niat kita ingin ditaksir orang yang kita idamkan, tapi kita nggak berusaha menampilkan diri kita agar bisa dilirik oleh orang yang kita harapkan akan memberikan cinta kepada kita. Mimpi kali yee?

Kawan2, rasanya pantes banget deh kalo kita mati-matian berusaha untuk ngedapetin cintaNya di bulan yang terbaik dari bulan-bulan lainnya dalam kalender hijriah ini. Sayang banget kan kita lewati begitu saja bulan penuh bonus pahala ini. Kita yakin banget deh, jika memang kita nyadar, pasti bakalan ngerahin segala daya dan upaya biar kita bisa dapetin kesempatan meraih pahala yang udah disebar karena cinta Allah Swt. kepada kita. Btul tidak?

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah akan membukakan pintu-pintu surga dan menutup pintu neraka. Itu artinya, Allah memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak dalam mengumpulkan pahala. Sabda Rasulullah saw.: Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Surga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadis qudsiy Rasulullah saw. bersabda: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang berpuasa benar-benar lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi. Dia meninggalkan makanannya, minumannya, syahwatnya semata-mata karena Aku. Puasa itu adalah bagiKu. Dan Aku sendirilah yang akan memberikan pahalanya. Dan kebajikan (pada bulan Ramadhan) diberi pahala dengan sepuluh kali lipat kebajikan yang semisalnya. (HR Bukhari dari Abu Hurayrah)

Cinta tapi eror
Aduuuh.. parah nggak sih, kalo cinta tapi eror?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata eror yang diambil dari bahasa Inggris (error) ini bermakna: kesalahan teratur, terjadi dalam pemerolehan atau belajar bahasa. Bisa juga masuk dalam istilah hukum dengan makna: kesesatan yang dapat menjadikan batalnya suatu perjanjian jika menyangkut sifat pokok benda yang diperjanjikan.

Oke deh, kita nggak bakalan ngebahas lebih lanjut soal bahasa tersebut. Kita maknai saja secara sederhana bahwa eror atau error itu sebagai kesalahan. Nah, kalo ngomongin cinta tapi eror, berarti cinta yang salah. Cinta yang keliru. Kita cinta tapi salah atau keliru dalam memaknai cinta dan cara mendapatkan cinta tersebut. Malah, bisa jadi kita cinta tapi nggak nyambung dengan upaya untuk mendapatkan cinta tersebut.

Ambil contoh kayak sekarang nih, saya yakin banyak banget dari kita yang berusaha dan berlomba untuk meraih cinta di bulan Ramadhan ini, tapi kayaknya juga nggak tahu caranya untuk meraih cinta tersebut. Sebagian mungkin bukan lagi nggak tahu, tapi nggak mau tahu. Wah, gaswat itu namanya. Ada yang puasa biar dapet pahala. Rela menahan rasa lapar dan haus. Bela-belain nggak melakukan kegiatan berat dan bahkan minta ditambah jatah tidur. Tapi lisannya sering nyakitin orang, lidahnya dipake ngegosip alias ngomongin kejelekan orang, bahkan aktivitas pacaran tetep dilakuin meski dikurangi frekuensi ketemuannya. Lha, itu sih, ngelaksanain satu kewajiban sambil melanggar larangan lainnya.

Orang yang pacaran emang nggak batal puasanya, kecuali pas pacaran mereka makan dan minum. Batal puasanya karena makan dan minum di siang hari. Tapi aktivitas pacaran bisa mengurangi pahala kita. Itu sebabnya, Rasulullah saw. bersabda: "Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga" (HR Ahmad)

Rugi banget! Rugi abis! Nggak mau dong kita cuma dapetin lapar dan haus aja. Padahal, puasa itu seharusnya menjadikan kita yang melaksanakannya mendapat predikat orang-orang yang bertakwa. Allah Swt. berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS al-Baqarah [2]: 183)

Mana mungkin bisa ngedapetin segala yang diberikan Allah Swt. jika kita nggak ngikutin prosedur yang ditetapkan oleh Allah Swt. untuk meraih cintaNya?

Kalo kita pengen dapetin pahala di bulan Ramadhan karena cinta kita kepada Allah Swt., maka untuk negdapetin segala yang Allah berikan buat kita karena cintaNya kepada kita, tentunya kita harus meraihnya dengan aturan yang sudah dijelaskan melalui tuntunan Allah dan RasulNya. Kalo nggak, pasti cinta kita eror deh.

Allah sayang banget sama kita
Kawan2, alhamdulillah sampai juga kita di Ramadhan ini. Bulan yang setiap harinya Allah berikan kemudahan bagi kita untuk meraih pahala yang sudah disiapkan untuk kita. Pahala yang banyak. Ampunan yang besar. Bahkan di bulan ini pun Allah memberikan ?super bonus? dengan diturunkannya Malam Kemuliaan alias 'Lailatul Qodar'. Jika kita mendapatkannya dan ketika itu kita sedang beribadah kepada Allah Swt., insya Allah pahala kita layaknya orang yang beribadah selama 1000 bulan. Subhanallah.

Allah Swt. berfirman (yang artinya): Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS al-Qadr [97]: 1-5)

Abu Hurayrah ra berkata, bersabda Rasulullah saw.:"Siapa saja yang bangun pada malam Qadr karena dorongan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang lalu." (HR Bukhari, Muslim)

Lailatul Qadr adalah malam yang penuh berkah dan rahmat dari Allah Swt. Oia, Qadr itu punya makna al-Manzilah yang artinya kedudukan atau derajat. Selain itu qadr juga bermakna asy-Syarif dengan arti kemuliaan. Catet ni. Jangan lupa ya?

Abu Bakar al-Warraq menjelaskan tentang kenapa dinamai dengan Lailatul Qadr, beliau menyebutkan bahwa alasannya adalah karena pada malam tersebut diturunkan sebuah kitab yang mempunyai Qadr (kemuliaan) oleh malaikat yang mempunyai Qadr, kepada Rasulullah saw. yang mulai dan untuk umat yang mulia pula. Subhanallah...

Entah, jika tidak ada Ramadhan, mungkin kita kebingungan gimana caranya ngebersihin diri kita yang banyak dosa ini. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Allah Swt. tuh sayang banget sama kita, kaum muslimin. Karena dengan Ramadhan, kita bisa berlomba meraih pahala yang tebarkan karena kecintaan Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman. Dan, ada nilai plus lagi buat kita. Mumpung diberikan kesempatan untuk menikmatinya, kita harus mengerahkan segala daya upaya agar bisa meraih cintaNya. Agar kita menjadi orang-orang yang bertakwa kepadaNya. So, nggak jaman lagi kalo ada di antara kita yang nggak puasa, udah ketinggalan jaman kalo ada kita-kita yang puasanya getol tapi pacarannya juga hot. Hih, amit-amit dah. Semoga kita terhindar dari segala perbuatan maksiat yang bisa mengurangi atau bahkan membakar pahala puasa kita jadi abu. Naudzubillahi min dzalik.

Kawan2, Emang sih, kalo maksiat, meski di luar bulan Ramadhan tetep nggak boleh. Tepatnya apapun jenis perbuatan maksiatnya, tetep haram untuk dilakukan. Lebih-lebih di bulan Ramadhan, kayaknya lebih nggak pantes lagi kalo itu dilakukan. Tul nggak? Itu sebabnya, jangan nekat untuk melakukan maksiat.

Kalo puasa nggak menjadikan kita mawas diri, nggak menjadikan kita malu, bahkan nggak menjadikan kita jadi anak shaleh, itu berarti ada 'apa-apanya'. Sebab, seharusnya kan puasa bisa menjadi perisai kita dari berbuat yang nggak bener. Puasa adalah tameng kita.

Sabda Rasulullah saw.: Puasa adalah perisai (dari api neraka). Jika seseorang di antara kalian berpuasa, janganlah berkata kotor dan bertengkar. Jika dimaki-maki orang lain, katakanlah: "Saya sedang berpuasa" (HR Bukhari)
Diriwayatkan pula dari Abu Hurayrah r.a.: Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa tidak meninggalkan dusta dan berbuat buruk pada bulan Ramadhan, Allah tidak butuh kepada usahanya meninggalkan makan dan minum. (HR Bukhari)
Nah lho. Hadis ini memberikan sinyal buat kita, bahwa kalo kita masih tetep kuat maksiat meski sedang puasa, maka jangan harap kalo puasa kita mendapat berkah dari Allah Swt. Ihh, naudzubillahi min dzalik.

Oke deh, karena Allah Swt sayang banget sama kita, maka sudah sepantasnya kita berusaha utuk meraih cintaNya di bulan Ramadhan ini. Insya Allah kita bisa. Amiin...


Read More…

01 September 2008

Yang bikin puasa batal....

aSsaLamu'aLaykum...
perlu kita ketahui hal- hal yang membuat puasa kita batal,,
apakah itu??


1.Makan, baik makanan yang biasa dimakan, seperti roti, maupun makanan yang tidak biasa dimakan, seperti pasir, meskipun sangat sedikit. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan yang dapat dinamakan makan secara ‘urfi, meskipun misalnya melalui jalur hidung.

2. Minum, baik minuman yang biasa diminum, seperti air, maupun minuman yang tidak biasa diminum, seperti perasan air batang kayu, meskipun sangat sedikit. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan yang dapat dinamakan minum secara ‘urfi, meskipun misalnya melalui jalur hidung.

3. Hubungan suami istri, baik obyeknya adalah laki-laki maupun perempuan, manusia maupun binatang, melalui jalur depan maupun jalur belakang, dan baik masih hidup maupun sudah mati. Sengaja melakukan hubungan suami istri dengan cara apapun itu dapat membatalkan puasa, meskipun air sperma kita tidak keluar. Adapun jika kita melakukan hubungan suami istri lantaran lupa atau karena suatu paksaan yang mencabut hak pilih kita (al-qahr), maka hal ini tidak membatalkan puasa. Akan tetapi, melakukan hubungan suami istri lantaran sebuah paksaan yang tidak sampai pada batas ini (al-ikrâh) dapat membatalkan puasa. Hubungan suami istri terwujud dengan terbenamnya hasyafah atau kadar hasyafah. Bahkan, tidak jauh (lâ yab‘ud) bila puasa orang yang tidak memiliki hasyafah batal dengan sekadar ia memasukkan kemaluannya (musammâ ad-dukhûl).

4. Mengeluarkan air sperma dengan jalan onani, berpegangan, berciuman, atau cara-cara yang lain yang dimaksudkan untuk mengeluarkan air sperma. Bahkan, jika kita tidak bermaksud untuk mengeluarkan air sperma sekalipun, akan tetapi menurut kebiasaan, air sperma kita akan keluar dengan cara-cara itu, maka tindakan itu juga dapat membatalkan puasa. Ya, jika air sperma kita keluar tanpa kita melakukan sebuah tindakan yang dapat menyebabkan air sperma keluar, walaupun air sperma kita itu keluar lantaran kebiasaan kita (bila kita berada dalam kondisi seperti itu), akan tetapi semua itu terjadi tanpa niat dan maksud dari kita, maka hal ini tidak membatalkan puasa. Begitu juga halnya berkenaan air sperma yang keluar setelah kita bermimpi basah dengan jalan istibrâ’ atau bersamaan dengan air kencing sebelum kita mandi wajib.

5. Sengaja menetap dalam kondisi junub hingga fajar menyingsing pada bulan Ramadhan dan ketika kita mengqadha puasa bulan Ramadhan. Bahkan, jika kita menetap dalam kondisi junub ketika kita mengqadha puasa Ramadhan, sekalipun tidak atas dasar kesengajaan, maka menurut pendapat yang lebih kuat puasa kita adalah batal. Begitu juga, jika kita tidak mandi jenabah pada malam hari bulan Ramadhan sebelum fajar menyingsing lantaran lupa hingga berlalu satu atau beberapa hari, maka menurut pendapat yang paling kuat puasa kita adalah batal.

6. Sengaja berbohong terhadap Allah swt., Rasulullah saw., dan para imam maksum as., berdasarkan pendapat yang lebih kuat, dengan cara menyandarkan suatu perkataan (al-isnâd) kepada mereka. Begitu juga, berbohong terhadap para nabi dan washî. Sengaja berbohong ini tidak berbeda apakah berhubungan dengan masalah agama atau dunia. Berbohong ini bisa terwujud dengan menggunakan cara apapun. Yang penting, cara itu adalah manifestasi berbohong, meskipun dengan menggunakan isyarat dan tulisan.

7. Memasukkan seluruh kepala ke dalam air berdasarkan ihtiyâth wajib, meskipun tubuh kita berada di luar air. Air mudhâf tidak memiliki hukum air mutlak dalam hal ini. Ya, berkenaan dengan perasan air bunga, khususnya perasan air bunga yang sudah hilang aromanya, ihtiyâth jangan kita tinggalkan.

8. Memasukkan debu yang kasar ke dalam tenggorokan. Dan bahkan debu yang tidak kasar berdasarkan ihtiyâth. Hanya saja, menurut pendapat yang lebih kuat, debu yang tidak kasar tidak membatalkan puasa. Apakah debu yang tidak dapat kita hindari juga dapat membatalkan puasa? Masih isykâl. Menurut pendapat yang lebih kuat, uap air tidak memiliki hukum debu yang kasar, kecuali apabila uap air itu berubah menjadi air dalam rongga mulut dan lantas kita menelannya. Berdasarkan pendapat yang lebih kuat juga, asap tidak memiliki hukum debu yang kasar. Ya, berdasarkan ihtiyâth wajib, rokok memiliki hukum debu yang kasar.

9. Enema dengan menggunakan benda cair, meskipun karena kita sakit atau lantaran faktor-faktor yang serupa. Tidak masalah kita menggunakan benda padat untuk enema asalkan digunakan untuk pengobatan, seperti supositoria (obat perangsang buang air yang dimasukkan ke dalam dubur). Adapun memasukkan benda seperti ganja yang digunakan sebagai makanan dan supaya tubuh kita segar kembali, hal ini adalah isykâl, dan ihtiyâth dengan menghindarinya jangan kita tinggalkan. Begitu juga (kita harus meninggalkan) segala sesuatu yang dapat berfungsi sebagai makanan melalui jalan enema ini, dan bahkan jalan selain enema, seperti infus. Dan tidak masalah kita menggunakan benda yang tidak berfungsi sebagai makanan.

10. Sengaja muntah sekalipun terpaksa. Akan tetapi, muntah yang tidak sengaja tidak membatalkan puasa. Tolok ukur dalam hal ini adalah suatu tindakan bisa dinamakan muntah. Jika sesuatu keluar pada saat kita bersendawa dan sampai di rongga mulut, lalu kita tidak sengaja menelannya, maka puasa kita tidak batal. Akan tetapi, jika kita sengaja menelannya, maka puasa kita batal dan kita harus mengqadhanya serta membayar kafarah.

Read More…

Berita duka dari timur tengah

aSsaLamu'aLaykum...
kawan2,, kita seharusnya bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu bulan yg agung, bulan Ramadhan. Tapi saudara2 kita di afghanistan sana, tidak mempunyai nasib seperti kita.


Pada tanggal 29 agustus yang lalu, tepatnya 28 Sya'ban 1429 H, tiga orang warga sipil Afghanistan ditembak mati oleh polisi Jerman di sebuah pos pemeriksaan.Insiden ini terjadi di dekat utara Kota Kunduz, Afghanistan.

Menurut menteri pertahanan Jerman, insiden tersebut terjadi saat dua kendaraan warga sipil mendekat batas pemisah dan menolak berhenti setelah diminta berhenti, serta merta pasukan keamanan melepaskan tembakan.

Sekitar tiga ribu tentara Jerman berada di Afghanistan, terbanyak di bagian utara sebagai bagian dari pasukan NATO yang disebutnya sebagai International Security Assistance Force (ISAF).

ya Allah....

kapan penderitaan saudara kami ini berakhir....


Read More…

persiapkan diri sambut ramadhan

Ramadhan merupakan tamu agung yang senantiasa kita harapkan kedatangannya. Karena itu, tentu kita jauh-jauh hari mesti mempersiapkan diri guna menyambutnya.
Sudah kita ketahui bersama, bahwa manusia tidak akan melaksanakan sesuatu dengan baik kecuali jika ia mempersiapkan diri dengan baik pula. Begitupun agar kita mampu melaksanakan semua amalan di bulan Ramadhan; sangat penting kita mempersiapkan diri untuk itu. Keberhasilan kita pada bulan Ramadhan akan dipengaruhi sejauh mana kita mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

Rasul saw. dan para Sahabat sangat bersemangat menyambut datangnya bulan Ramadhan. Mereka sangat serius mempersiapkan diri agar bisa memasuki bulan Ramadhan dan melakukan segala amalan di dalamnya dengan penuh keimanan, keikhlasan, semangat, giat dan tidak merasakannya sebagai beban.
Berbagai persiapan dilakukan untuk menyambut Ramadhan, tamu yang istimewa ini. Persiapan penting yang harus kita lakukan adalah persiapan mental dan ilmu. Mempersiapkan diri secara mental tidak lain adalah mempersiapkan ruhiah kita serta membangkitkan suasana keimanan dan memupuk spirit ketakwaan kita. Cara paling manjur adalah dengan memperbanyak amal ibadah. Dalam hal ini, Rasulullah saw. telah memberikan contoh kepada kita semua. Nabi saw. memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban. Ummul Mukminin Aisyah ra. menuturkan:
«مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ»
Aku tidak melihat Rasulullah berpuasa sebulan penuh kecuali Ramadhan dan aku tidak melihat Beliau lebih banyak berpuasa dibandingkan dengan pada bulan Sya’ban (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan Rasulullah saw. menyambung puasa pada bulan Sya’ban itu dengan puasa Ramadhan. Ummul Mukminin Aisyah ra. menuturkan:
«كَانَ أَحَبَّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَانُ ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ»
Bulan yang paling Rasul saw. sukai untuk berpuasa di dalamnya adalah Sya’ban, kemudian Beliau menyambungnya dengan (puasa) Ramadhan. (HR Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ahmad).
Beberapa hadis di atas menjelaskan bahwa Rasulullah saw. banyak berpuasa pada bulan Sya’ban. Puasa pada bulan Sya’ban itu demikian penting dan memiliki keutamaan yang besar daripada puasa pada bulan lainnya, tentu selain bulan Ramadhan. Sedemikian penting dan utamanya sampai ‘Imran bin Hushain menuturkan, bahwa Rasul saw. pernah bertanya kepada seorang Sahabat:
«هَلْ صُمْتَ مِنْ سُرَرِ هَذَا الشَّهْرِ شَيْئًا يَعْنِيْ شَعْبَانَ قَالَ لاَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَإِذَا أَفْطَرْتَ مِنْ رَمَضَانَ فَصُمْ يَوْمَيْنِ مَكَانَهُ»
“Apakah engkau berpuasa pada akhir bulan ini (yakni Sya’ban)?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak.” Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya, “Jika engkau telah selesai menunaikan puasa Ramadhan, maka berpuasalah dua hari sebagai gantinya.” (HR Muslim).
Hadis di atas menunjukkan dengan jelas keutamaan puasa sunnah pada bulan Sya’ban. Lalu apa hikmah dari puasa pada bulan Sya’ban itu?
Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw.:
«يَا رَسُول اللهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْر مِنْ الشُّهُور مَا تَصُوم مِنْ شَعْبَان، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَان، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبّ الْعَالَمِينَ ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ»
“Ya Rasulullah, aku tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa pada bulan Sya’ban.” Rasul menjawab, “Bulan itu (Sya’ban) adalah bulan yang dilupakan oleh manusia, yaitu bulan di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan diangkatnya amal-amal manusia kepada Tuhan semesta alam. Aku suka amal-amalku diangkat, sementara aku sedang berpuasa.” (HR Abu Dawud dan an-Nasa’i; disahihkan oleh Ibn Khuzaimah).
Rasul saw. juga memposisikan puasa pada bulan Sya’ban itu sebagai persiapan untuk menjalani Ramadhan. Anas ra. menuturkan bahwa Nabi saw. pernah ditanya:
«أَيُّ الصَّوْمِ أَفْضَلُ بَعْدَ رَمَضَانَ فَقَالَ شَعْبَانُ لِتَعْظِيمِ رَمَضَانَ»
“Puasa manakah yang paling afdhal setelah puasa Ramadhan?” Rasul menjawab, “Puasa Sya’ban untuk mengagungkan Ramadhan.” (HR at-Tirmidzi).
Walhasil, puasa Sya’ban, di samping akan mendapatkan pahala yang besar dan keutamaan di sisi Allah, juga merupakan sarana latihan guna menyongsong datangnya Ramadhan. Al-Hafizh Ibn Rajab mengatakan, “Dikatakan tentang puasa pada bulan Sya’ban, bahwa puasa seseorang pada bulan itu merupakan latihan untuk menjalani puasa Ramadhan. Hal itu agar ia memasuki puasa Ramadhan tidak dengan berat dan beban. Sebaliknya, dengan puasa Sya’ban, ia telah terlatih dan terbiasa melakukan puasa. Dengan puasa Sya’ban sebelumnya, ia telah menemukan lezat dan nikmatnya berpuasa. Dengan begitu, ia akan memasuki puasa Ramadhan dengan kuat, giat dan semangat.”
Para ulama salaf dulu sangat memperhatikan pelaksanaan semua amalan-amalan kebaikan pada bulan Sya’ban. Mereka, sejak memasuki bulan Sya’ban, telah memperbanyak membaca al-Quran, menelaah dan memahami isinya dan men-tadabbur-i kandungannya. Bahkan Habib ibn Abi Tsabit, Salamah bin Kahil dan yang lain menyebut bulan Sya’ban ini sebagai Syahr al-Qurâ.
Wahai kaum Muslim:
Marilah kita gunakan bulan Sya’ban ini untuk instrospeksi diri; sejauh mana kita telah bertindak dan bermuamalah sesuai dengan syariah yang telah Allah turunkan. Sudahkah kita pada bulan ini bergegas mempersiapkan diri guna menyambut datangnya Ramadhan yang sebentar lagi akan tiba? Ataukah kita malah termasuk orang yang melupakan bulan penting ini sebagaimana yang disinggung oleh Rasul saw. dalam hadis di atas?
Saatnyalah kita segera mempersiapkan diri sendiri, keluarga dan orang-orang yang ada di sekitar kita guna menyongsong datangnya Ramadhan. Caranya adalah dengan memperbanyak puasa serta membaca al-Quran sekaligus menelaah, memahami dan men-tadabbur-i kandungannya. Kita juga harus giat melakukan shalat malam serta memperbanyak sedekah dan amalan-amalan kebaikan lainnya. Agar kita nanti mampu menjalani Ramadhan dengan penuh makna, hendaknya kita pun menyiapkan program-program amal kebaikan yang akan kita lakukan selama bulan Ramadhan.
Lebih dari itu, bulan Ramadhan adalah bulan ketaatan; di dalamnya setiap Muslim dituntut untuk mengikatkan diri dengan seluruh syariah-Nya. Bulan Ramadhan adalah bulan murâqabah. Sebab, shaum yang dilakukan di dalamnya mengajari setiap Muslim untuk senantiasa merasa diawasi Allah. Ramadhan juga adalah bulan pengorbanan di jalan Allah. Di dalamnya setiap Muslim dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar dan haus demi meraih derajat ketakwaan kepada-Nya. Takwa adalah puncak pencapaian ibadah shaum pada bulan Ramadhan. Perwujudan takwa secara individu tidak lain adalah dengan melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Adapun perwujudan takwa secara kolektif adalah dengan menerapkan syariah Islam secara total dalam seluruh aspek kehidupan oleh seluruh kaum Muslim. Shaum Ramadhan tentu akan kurang bermakna jika tidak ditindaklanjuti oleh pelaksanaan syariah secara total dalam kehidupan, karena itulah wujud ketakwaan yang hakiki.
Terakhir, guna menambah kerinduan dan semangat kita mempersiapkan diri menyongsong Ramadhan, hendaklah kita mengingat dan merenungkan kembali pesan-pesan Rasul saw. yang pernah Beliau sampaikan pada akhir bulan Sya’ban. Salman al-Farisi menuturkan, bahwa Rasulullah saw. pernah berkhutbah pada akhir bulan Syaban demikian:
Wahai manusia, kalian telah dinaungi bulan yang agung, bulan penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Allah telah menjadikan puasa pada bulan itu sebagai suatu kewajiban dan shalat malamnya sebagai sunnah. Siapa saja yang ber-taqarrub di dalamnya dengan sebuah kebajikan, ia seperti melaksanakan kewajiban pada bulan yang lain. Siapa saja yang melaksanakan satu kewajiban di dalamnya, ia seperti melaksanakan 70 kewajiban pada bulan lainnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan sabar; sabar pahalanya adalah surga. Ia juga bulan pelipur lara dan ditambahnya rezeki seorang Mukmin. Siapa saja yang memberikan makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa, ia akan diampuni dosa-dosanya dan dibebaskan lehernya dari api neraka. Ia akan mendapatkan pahala orang itu tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.
Para Sahabat berkata, “Kami tidak memiliki sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa puasa?”
Rasulullah saw. menjawab:
Allah akan memberikan pahala kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berbuka berpuasa meski dia hanya memberi sebutir kurma, seteguk air minum atau setelapak susu.
Ramadhan adalah bulan yang awalnya adalah rahmah, pertengahannya adalah maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Siapa saja yang meringankan hamba sahayanya, Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Perbanyaklah pada dalam Ramadhan empat perkara, dua perkara yang Tuhan ridhai dan dua perkara yang kalian butuhkan. Dua perkara yang Tuhan ridhai adalah kesaksian Lâ ilâha illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh dan permohonan ampunan kalian kepada-Nya. Adapun dua perkara yang kalian butuhkan adalah: kalian meminta kepada Allah surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka. (HR Ibn Khuzaimah dalam Shahih Ibn Khuzaimah dan al-Baihaqi di dalam Syu’âb al-Imân).
Wallâhu a‘lam bi ash-shawâb.
Read More…

28 Agustus 2008

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

aSsaLamu'aLaykum...
kawan2, ntar lagi kan ramadhan...
Selain memerintah umat Muslim untuk berpuasa, dalam menyambut menjelang bulan Ramadhan, Rasulullah selalu memberikan beberapa nasehat dan pesan-pesan. Inilah ‘azimat’ Nabi tatkala memasuki Ramadhan.
"Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama.
Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.
Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa) mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu.
Ketahuilah! Allah ta’ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabb al-alamin.
Wahai manusia! Barang siapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. (Sahabat-sahabat lain bertanya: “Ya Rasulullah! Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian. Rasulullah meneruskan: “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.”
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirathol mustaqim pada hari ketika kai-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain. Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu. Amirul mukminin k.w. berkata: “Aku berdiri dan berkata: “Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi: “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah”.
Wahai manusia! sesungguhnya kamu akan dinaungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan; bulan yang Allah telah menjadikan puasanya suatu fardhu, dan qiyam di malam harinya suatu tathawwu’.”
“Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan di dalamnya, samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu di dalam bulan yang lain.”
“Ramadhan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar itu adalah pahalanya surga. Ramadhan itu adalah bulan memberi pertolongan ( syahrul muwasah ) dan bulan Allah memberikan rizqi kepada mukmin di dalamnya.”
“Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa, adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dari neraka. Orang yang memberikan makanan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang.”
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, tidaklah semua kami memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Maka bersabdalah Rasulullah saw, “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma, atau seteguk air, atau sehirup susu.”
“Dialah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya ampunan dan akhirnya pembebasan dari neraka. Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (termasuk di sini para pembantu rumah) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakannya dari neraka.”
“Oleh karena itu banyakkanlah yang empat perkara di bulan Ramadhan; dua perkara untuk mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghajatinya.”
“Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada-Nya . Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan perlindungan dari neraka.”
“Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum kepadanya dari air kolam-Ku dengan suatu minuman yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya, sehingga dia masuk ke dalam surga.” (HR. Ibnu Huzaimah). "
Semoga khutbah ini bisa menjadikan motivasi berpuasa kita berlipat ganda
dan semoga setelah melewati Ramadhan, kita menjadi seseorang yang fitri kembali...
jzklh..
wSs..
Read More…

Marhaban Yaa Ramadhan

Assalamu'alaikum

Alhamdulillahirobbil'alamin,,
saudara, tak terasa kita sudah berada di penghujung bulan sya'ban.
tak terasa hampir setahun yang lalu kita menjalankan puasa ramadhan.

saya mohon maaf ke antm smua jika saya ada salah, 
baik yg saya sengaja atau tdk saya sengaja.

allahumma bariklana fi rojaba wa sya'bana wa ballighna ramadhan...

semoga setelah 1 bulan melakukan puasa nanti,
kita bisa menjadi manusia yang fitri kembali...

syukron,, jazakumullah khairan katsiiran

Wassalamu'alaikum  Read More…

21 Agustus 2008

Kewajiban Hanya Satu Kholifah Bagi Dunia Islam


Keharaman Mengangkat Dua orang pemimpin (Kholifah) sebagai kepala negara ditegaskan oleh Hadits Rosulullah Saw. :

«إِذَا بُويِعَ لِخَلِيفَتَيْنِ فَاقْتُلُوا اْلآخِرَ مِنْهُمَا»
Jika dibaiat dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya.(HR Muslim)[1]

Sanad Hadis

Hadis ini diriwayatkan Imam Muslim dari Wahab bin Baqiyyah al-Wasithi, dari Khalid bin Abdillah, dari al-Jariri, dari Abi Nadhrah, dari Abu Said al-Khudzri.

Abu Awanah[2] meriwayatkan hadis ini dari Abu Umayah, dari Amru bin Awn al-Wasithi, dari Khalid bin Abdillah, dari al-Jariri, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said al-Khudzri.

Al-Baihaqi[3] meriwayatkannya dari dua jalur: Pertama: Dari Abu al-Hasan Ali bin Ahmad bin Abdan, dari Ahmad bin Ubaid ash-Shafar, dari Ibn Abi Qumasy, dari Amru bin Awn, dari Khalid bin Abdillah, dari al-Jariri, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said al-Khudzri. Kedua: Dari Abu Abdillah al-Hafizh, dari Abu Bakar bin Abdillah, dari Hasan bin Sufyan, dari Wahab bin Buqiyyah, dari Khalid bin Abdillah, dari al-Jariri, dari Abu Nadhrah, dari Abu Said al-Khudzri.

Al-Qadhai[4] meriwayatkannya dari Abu Muhammad Abd ar-Rahman bin Umar bin an-Nihas, dari Abu Said bin al-A‘rabi, dari Abu Ishaq Ibrahim bin al-Walid al-Jasyasy, dari Ali bin al-Madini, dari Abd ash-Shamad bin Abd al-Warits, dari Abu Hilal, dari Qatadah, dari Said bin al-Musayyab, dari Abu Hurairah.


Makna Hadis dan Faedahnya

Hadis ini mengandung pengertian, jika dibaiat dua orang khalifah, maka orang yang dibaiat lebih akhir harus dibunuh. Baiat atas orang yang pertama haruslah baiat yang sah secara syar‘i. Orang kedua, baik ia mengetahui adanya baiat pertama yang sah itu ataupun tidak, disuruh menanggalkan baiatnya dan segera membaiat Khalifah yang sah itu. Jika ia menolak, kata as-Suyuthi, ia harus diperangi meski sampai ia harus dibunuh; kecuali jika ia mengumumkan pembatalan baiat atas dirinya, berhenti dari merobek kesatuan kaum Muslim dan memecah jamaah mereka, berhenti menentang khalifah yang sah, dan segera memberikan baiat taat kepadanya.

Hadis ini memerintahkan kesatuan Khilafah. Kaum Muslim hanya boleh memiliki seorang khalifah dan satu Khilafah. Haram diakadkan baiat kepada dua orang, apalagi lebih. Ibn Hazm[5] menuturkan, kaum Muslim di seluruh dunia tidak boleh memiliki dua orang imam/khalifah, baik keduanya saling sepakat ataupun berselisih, di dua tempat berbeda atau di tempat yang sama. Imam an-Nawawi[6] berkata, “Para ulama telah bersepakat bahwa tidak boleh diakadkan baiat kepada dua orang khalifah pada satu masa, baik wilayah Negara Islam itu luas ataupun tidak.”

Dari praktik pembaiatan Khulafaur Rasyidin dapat disimpulkan, bahwa baiat itu harus dilakukan oleh mereka yang merepresentasikan kaum Muslim. Jadi, masalahnya bukan semata-mana siapa yang dibaiat paling awal, tetapi siapa yang paling awal dibaiat oleh mereka yang mencerminkan mayoritas atau bahkan seluruh kaum Muslim yang menjadi rakyat Daulah Khilafah. Masalahnya adalah mengangkat Khalifah, bukan kompetisi dalam Khilafah. Jika tidak, orang yang menginginkan Khilafah akan berpacu agar dibaiat lebih awal atau mengaku dibaiat lebih awal, meski hanya oleh sejumlah orang atau daerah yang tidak mencerminkan mayoritas kaum Muslim. Yang demikian dapat menyebabkan dharâr bagi umat.

Jika keduanya hanya dibaiat oleh sekelompok kecil dari umat dan tidak merepresentasikan mayoritas umat, atau jika tidak diketahui mana yang lebih dulu dan yang lebih akhir, atau keduanya dibaiat pada waktu bersamaan, maka Khilafah tidak terakadkan kepada siapapun dari keduanya. Tidak bisa juga diserahkan kepada keduanya untuk berembug siapa yang menjadi khalifah, karena baiat bukan milik mereka. Al-Khathib asy-Syarbini menyatakan, “Hak dalam Imamah/Khilafah adalah milik kaum Muslim, bukan milik keduanya. Karena itu, klaim keduanya tentang siapa yang lebih awal tidaklah bisa diterima. Jika salah satu mengakui baiat yang lain, maka batallah hak orang itu, dan tidak bisa ditetapkan hak Khilafah kepada yang lain itu kecuali dengan bukti.”[7]

Tidak bisa juga diundi di antara keduanya, karena baiat adalah akad, dan undian tidak ada tempatnya dalam akad. Akan tetapi, perkaranya dikembalikan kepada kaum Muslim. Keduanya ditetapkan sebagai calon dan disodorkan kepada kaum Muslim atau wakil-wakil mereka untuk dipilih sebagai khalifah. Siapa yang mendapat dukungan terbanyak, dialah yang dibaiat sebagai khalifah.

Semua ketentuan di atas adalah dalam kondisi ada Daulah Khilafah dan hendak diangkat seorang khalifah menggantikan khalifah sebelumnya. Jika Khilafah tidak ada seperti saat ini, maka masalahnya adalah kewajiban mewujudkan Daulah Khilafah itu dan mengangkat seorang khalifah melalui baiat. Jika sekelompok kaum Muslim di suatu wilayah negeri Islam membaiat seseorang, ia sah sebagai khalifah asal memenuhi syarat berikut: (1) memenuhi syarat in‘iqâd (legalitas) Khilafah; (2) ada wilayah yang jelas dan rakyatnya; (3) keamanan dan kekuasaan di wilayah itu berada di tangan kaum Muslim, bukan dikendalikan oleh asing; (4) Khalifah itu harus langsung menerapkan sistem (syariat) Islam secara menyeluruh dan sekaligus, tidak ditunda ataupun bertahap.
Read More…

14 Agustus 2008

Khilafah Pasti Kembali Dengan Izin dan Pertolongan Allah

Tepat 28 Rajab 1429 H ini, kita telah memperingati 86 tahun momentum yang paling menyakitkan bagi umat Islam di seluruh dunia, yaitu runtuhnya Khilafah. Tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Maret 1924, Kemal Attaturk (seorang agen Inggris), secara resmi membubarkan Kekhilafahan Turki Utsmani. Malam harinya, tengah malam, Khalifah Islam terakhir, Sultan Abdul Majid, diusir!


Empat bulan kemudian, 24 Juli 1924, Perjanjian Laussane ditandatangani. Di antara isinya, Inggris mengakui kemerdekaan Turki sekaligus menarik pasukannya dari Turki. Merespon sikap Inggris ini, seorang perwira Inggris saat itu memprotes Menteri Luar Negeri Inggris, Curzon. Dengan enteng Curzon menjawab, “Yang penting, Turki telah kita hancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya, yaitu Khilafah dan Islam!” (Zallum, 2001: 184).


Curzon benar. Setelah sekitar 84 tahun menjadi republik, menerapkan hukum-hukum Barat sekular, dan membuang hukum-hukum Islam, Turki memang tidak pernah bangkit; kemakmuran tidak pernah terwujud; dan cita-cita untuk menjadi negara modern seperti Eropa tidak pernah terbukti. Turki bahkan nyaris bangkrut. Pada tahun 1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (uang Turki). Pada tahun 2004, 1 US$ setara 1.500.000 Turkish Lira. Turki telah lama mengalami mega inflasi (di atas 100% pertahun). Di Turki ongkos naik bis kota pernah mencapai sejuta! (Fahmi Amhar, 2004).


Bandingkan kondisi Turki saat masih dalam wadah Khilafah dan menerapkan syariah. Tentang Kekhilafahan Turki Utsmani, Paul Kennedy, seorang pemikir Barat, menulis, “Imperium Utsmani lebih dari sekadar mesin militer; ia telah menjadi penakluk elit yang telah mampu membentuk satu kesatuan iman, budaya dan bahasa pada sebuah area yang lebih luas dibandingkan dengan yang pernah dimiliki oleh Imperium Romawi…” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000).


Kehebatan dan keagungan Khilafah Islam bukan hanya pada masa Turki Utsmani, tetapi juga pada masa-masa Kekhilafahan sebelumnya, baik Abbasiyah, Umayah dan tentu saja masa Khulafaur Rasyidin. Tentang ini, Paul Kennedy, kembali menulis, ”Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya terpelajar, perairannya sangat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universitas-universitas dan perpustakaan yang lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematika, kastografi, pengobatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim selalu berada di depan.” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000),


Kepastian Kembalinya Khilafah


Meski sedemikian fakta sejarah membuktikan, dan pengakuan pun datang bukan hanya dari pakar Islam, tetapi juga pakar non-Muslim, tetap saja ada pihak yang meragukan kembalinya Khilafah. Bahkan ada yang menganggap kembalinya Khilafah itu mustahil, dan orang yang hendak menegakkannya kembali itu bagaikan tengah berfantasi.


Berkaitan dengan soal di atas, perlu kami tegaskan di sini, bahwa orang yang mengatakan bahwa Khilafah tidak akan bisa tegak itulah yang justru tengah berfantasi. Dengan izin Allah, Khilafah akan tegak kembali. Keyakinan ini ditopang oleh empat perkara:



Pertama, jaminan dari Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, sebagaimana yang pernah diberikan kepada para pendahulu mereka.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون


Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal salih di antara kalian, bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu. Siapa saja yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an-Nur [24]: 55).



Kedua, kabar gembira dari Rasulullah saw. berupa akan kembalinya Khilafah Rasyidah ala Minhaji Nubuwwah (berdasarkan metode kenabian), setelah fase penguasa diktator pada zaman kita ini., Nabi saw. Bersabda, sebagaimana dituturkan Hudzaifah al-Yaman:

« تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ ».


“Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase penguasa yang zalim, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Setelah itu, akan datang kembali Khilafah ala Minhajin Nubuwah (berdasarkan metode kenabian).” Kemudian Baginda saw. diam. (HR Ahmad).



Ketiga, umat Islam yang hidup dan dinamis tentu akan menyambut perjuangan bagi tegaknya Khilafah dan siap mendukung perjuangan ini hingga Allah mewujudkan janji-Nya. Setelah itu, mereka akan bahu-membahu merapatkan barisan untuk menjaga Khilafah. Sesungguhnya umat ini diturunkan sebagai umat terbaik (khayra ummah), yang akan selalu bergerak untuk mewudukan predikat itu. Allah SWT berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ


Kalian adalah umat terbaik, yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Kalian harus menyerukan kemakrufan dan mencegah kemungkaran serta tetap mengimani Allah. (QS Ali ‘Imran [3]: 110).



Keempat, adanya partai (hizb) yang ikhlas, yang terus bekerja dengan sungguh-sungguh siang dan malam bagi tegaknya Khilafah semata karena hingga janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah saw. itu benar-benar terwujud. Partai itu, sikapnya lurus, tidak pernah takut terhadap cacian orang yang mencaci, tuntutannya tidak pernah melunak serta tekadnya tidak pernah melemah sampai cita-citanya tercapai. Seolah-olah ini membenarkan sabda Nabi saw., sebagaimana dikeluarkan Muslim dan Tsauban:

« لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ ظاَهِرِيْنَ عَلَى الْحَقِّ لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللهِ وَهُمْ كَذَلِكَ…»


Akan selalu ada satu kelompok dari umatku, yang selalu memperjuangkan kebenaran. Mereka tidak akan bisa dinistakan oleh siapa pun yang menistakan mereka, hingga urusan Allah ini menang, dan mereka pun tetap seperti itu.


Sesungguhnya berdasarkan satu faktor di atas saja cukup untuk menyatakan bahwa perjuangan demi tegaknya Khilafah bukanlah fantasi. Lalu bagaimana jika keempat fakta tersebut menyatu?


Tegaknya Khilafah adalah Cita-cita dan Perjuangan Umat Islam


Dalil-dalil yang membuktikan kewajiban untuk menegakkan kembali Khilafah sangat banyak, baik al-Quran, as-Sunnah maupun Ijmak Sahabat. Itu sudah sering dan berulang kami kemukakan dalam berbagai kesempatan. Karena itu, kami tidak perlu mengemukakannya kembali. Apalagi masalah ini merupakan perkara ma’lûm min ad-dîn bi ad-dharûrah (urusan agama yang sudah diyakini urgensitasnya).


Karena itulah, lihatlah sejarah dengan jujur, sejak Baginda Rasulullah saw. wafat, umat Islam berturut-turut mengangkat para khalifah; mulai dari Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin al-Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib); Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah hingga Khilafah Utsmaniyah. Selama berabad-abad umat Islam tidak pernah putus di tengah jalan untuk terus mempertahankan Khilafah. Mereka tidak pernah menunda pengangkatan khalifah baru jika khalifah sebelumnya wafat. Konsistensi sikap umat Islam ini tidak lepas dari kesadaran mereka akan wajib dan urgennya Khilafah bagi umat Islam. Ini sekaligus membuktikan kebenaran sabda Rasulullah saw.:

«وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ »


Sesungguhnya tidak ada nabi setelahku; yang akan ada adalah para khalifah dan mereka berjumlah banyak. (HR al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah dan Ahmad).


Alhamdulillah, kini umat Islam pun paham, bahwa Khilafah telah menjadi satu-satunya tuntutan mereka. Umat pun telah merindukannya. Ditambah lagi dengan fakta dan peristiwa yang terjadi akibat ulah negara-negara kafir penjajah—baik di Irak, Afganistan maupun Palestina—seperti kezaliman, pembunuhan, perampokan kekayaan alam dan upaya memperbudak rakyatnya untuk memuaskan nafsu penjajahan mereka. Semuanya itu terekam dengan baik dalam benak umat, dan mereka sadar, bahwa umat ini membutuhkan kekuatan. Semua itu hanya bisa diwujudkan dengan Khilafah. Dengannya umat Islam di seluruh dunia ini akan bersatu padu sebagai satu umat.


Mereka juga sadar, bahwa umat Islam ini adalah satu; akidah mereka satu; agama mereka satu; al-Quran mereka satu; kiblat mereka satu; syariah mereka satu; dan kepemimpinan mereka pun—sebagaimana yang dituntut Allah dan Rasul-Nya—harusnya satu. Itulah Khilafah Islam. Kesadaran itu kini bagaikan bola salju yang terus menggelinding. Karena itu, kembalinya Khilafah tinggal soal waktu. Semuanya ada di tangan Allah. Karena itu, hanya dengan izin dan pertolongan Allah, Khilafah pasti akan tegak kembali! Wallahu a’lam. [] Read More…

01 Agustus 2008

 
...meraih kembali sesuatu yang hilang... - Wordpress Themes is proudly powered by WordPress and themed by Mukkamu Templates Novo Blogger